Merasa tidak punya masalah

Terkadang ada orang yang merasa dirinya tidak punya masalah, menghadapi orang seperti ini coba ditanya, "apakah penghasilan anda sudah sesuai dengan keinginan anda?", "apakah andapunya impian yang sampai saat ini belum terwujud?". Pada dasarnya setiap manusia memiliki "bagian" diri yang selalu menerima keadaan ini apa adanya, bagian ini malas untuk berbuat yang "menurut pemikirannya tidak mungkin untuk dirinya". "Bagian" ini hanya akan berusaha ketika dirinya sudah merasa terjepit, "Bagian" ini menganggap dirinya adalah sebuah kekuatan baru "Power of kepepet".

Bila dicermati bukannya ada yang salah dengan "bagian" ini, bagian ini tentunya sangat baik bagi eksistensi kehidupan seseorang dalam satu sisi tetapi disisi lain bisa sangat merugikan, seorang tidak akan bisa menjadi yang lebih baik dari orang lain, cenderung tidak berkembang dan sedikit manfaat untuk lingkungan sempit atau lebih luas.

Untuk meningkatkan kwalitas hidup perlu adanya "kompromi" dengan "bagian" yang selalu menerima "keadaan apa adanya", malas untuk melalukan tranformasi kuantum kehidupan, yang mana seseorang menjadi pemimpin kehidupan ini "kholifah di bumi". Kompromi bukan berarti menghancurkan/menghilangkan bagian ini, sangat berbahaya bila bagian ini sampai hilang, tetapi melakukan rekonstruksi ulang program yang "selalu menerima keaadaan apa adanya" menjadi "selalu menerima keadaan yang dimauinya".

Modifikasi sedikit kata dalam program fikiran dari "bagian diri" yang terbentuk secara alami akan menghilangkan "power of kepepet" menjadi "kekuatan keajaiban". Kita tidak akan lagi menjadi sering "kepepet" tetapi akan sering menemukan "keajaiban-keajaiban yang tidak diperhitungkan". Hal ini disebabkan kerja dari low of attraction.



Bangkit dan memodifikasi program fikiran

Dalam pengobatan "bagian diri" yang perlu di update, upgrade sebenarnya bukan menghancurkan tetapi dengan kompromi kita memasukkan ide yang membangun. Namun bila bagian tetap tidak mau berubah, tentunya setelah negosiasi dengan mengungkapkan fakta-fakta "kayak sidang DPR/pengadilan-lah", baru ketua majelis/hakim (diri kita sendiri) yang memutuskan. Meskipun ini bersifat paksaan tetapi semua wajib menerima. dalam sidang yang diutamakan adalah kompromi dengan masing-masing melakukan argumentasi.

Yang perlu dicatat sidang ini dalam majelis fikiran bawah sadar jadi sulit dilakukan saat fikiran sadar penuh.

31/10/2009


Afirmasi efektif untuk program ulang fikiran bawah sadar asalkan caranya benar, diawali dengan syukur dan dengan kata-kata yang berkonotasi kuat bahwa "telah menerima" apa yang diafirmasikan. misalnya: "Alhamdulillah ya Allah, penghasilan saya lebih 10 juta perbulan".

Saat fikiran bawah sadar bertransformasi (bergerak berubah) maka akan menemukan "kebetulan-kebetulan" yang berhubungan dengan transformasinya. misalnya fikiran bawah sadar bergerak menuju "penghasilan 10 juta", maka hal-hal yang berhubungan dengan kondisi (state) seperti itu akan didapatkan. Natinya akan mendapatkan petunjuk berupa afirmasi-afirmasi yang mendukung belief yang sesuai dengan "penghasilan 10 juta" untuk mengubah belief lama.

Penggunaan "idealnya", "dalam proses" untuk menghindari critical area fikiran sadar akan kurang produktif bila mau "benar-benar bertarung" melawan belief-belief lama yang berlawanan (tidak sesuai).

Saat pertarungan antara pemrograman ulang dan program lama berlangsung, benar-benar mengalami kondisi seperti pertempuran yang sebenarnya. Beberapa kali harus melakukan perundingan, gencatan senjata, membuat strategi, yang nantinya pasti akan menang salah satunya. Bantuan orang lain yang sudah bisa "menang" mengalahkan belief lama akan banyak membantu, terutama keyakinan dan energi positif.